teori
evolusi kimia
Ahli
biokimia berkebangsaan rusia (1894) a.l. Oparin adalah orang pertama yang
mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia telah terjadi jauh sebelum kehidupan
ini ada. Dia mengemukakan bahwa asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan
evolusi terbentuknya bumi serta atmosfirnya.
atmosfir
bumi mula-mula memiliki air, co2, metan, dan amonia namun tidak memiliki
oksigen. Dengan adanya panas dari berbagai sumber energi maka zat-zat tersebut
mengalami serangkaian perubahan menjadi berbagai molekul organik sederhana.
Senyawa–senyawa ini membentuk semacam campuran yang kaya akan materi-materi,
dalam lautan yang masih panas; yang disebut primordial soup. Bahan campuran ini
belum merupakan makhluk hidup tetapi bertingkah laku mirip seperti sistem
biologi. Primodial soup ini melakukan sintesis dan berakumulasi membentuk
molekul. Organik kecil atau monomer. Misalnva asam amino dan nukleotida.
Monomer
- monomer lalu bergabung membentuk polimer, misalnya protein dan asam nukleat.
Kemudian agregasi ini membentuk molekul dalam bentuk tetesan yang disebut
protobion. Protobion ini memiliki ciri kimia yang berbeda dengan lingkungannya.
kondisi
atmosfer masa kini tidak lagi memungkinkan untuk terbentuknya sintesis molekul
organik secara spontan karena oksigen di atmosfer akan memecair ikatan kimia
dan mengekstraksi elektron.
Polimerisasi
atau penggabungan monomer ini dapat dibuktikan oleh sydney fox.sydney fox
melakukan percobaan dengan memanaskan larutan kental monomer organik yang
mengandung asam amino, asam amino pada suhu titik leburnya. Saat air menguap,
terbentuklah lapisan monomer - monomer yang berpolimerisasi. Polimer ini oleh
sydney fox disebut proteinoid.
Dalam
penelitian di laboratorium bila proteinoid dicampur dengan air dingin akan
membentuk gabungan proteinoid yang menyusun tetesan kecil yang disebut mikrosfer.
Mikrosfer diselubungi oleh membran selektif permeabel.
Tahun
lirna puluhan hipotesis tentang evolusi kimia rnendapat dukungan dari stanley
miller dan gurunya harold urey (1953). Teori urey didasari atas pemikiran bahwa
bahan orqanik merupakan bahan dasar organism yang pada mulanya dibentuk sebagai
reaksi gas yang ada di alam denqan bantuan energi.
menurut
teori urey, konsep tersebut dapat di jabarkan atas 4
Teori
kosmozoa
Teori abiogenesis
Tokoh
teori abiogenesis adalah aristoteles (384-322 sm). Dia adalah seorang
filosof dan tokoh ilmu pengetahuan yunani kuno. Teori abiogenesis ini
menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kali menghuni bumi ini berasal dari
benda mati.
Sebenarnya
aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila menetas akan menjadi ikan
yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil
perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, aristoteles berkeyakinan
bahwa ada ikan yang berasal dari lumpur.
Bagaimana
cara terbentuknya makhluk tersebut ? Menurut pengzanut paham abiogenesis,
makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu,
paham atau teori abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae.
Jadi,
kalau pengertian abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan, mak
pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut
dari benda mati / tak hidup yang terkjadinya secara spontan, misalnya :
- Ikan dan katak berasal dari lumpur.
- Cacing berasal dari tanah, dan
- Belatung berasal dari daging yang
membusuk.
Paham
abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman yunani kuno (ratusan
tahun sebelum masehi) hingga pertengahan abad ke-17.
Pada
pertengahan abad ke-17, antonie van leeuwenhoek menemukan mikroskop
sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang amat kecil
yang
Terdapat
pada setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil
pengamatan antonie van leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka.
Teori
biogenesis
Walaupun
telah bertahan selama ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham
abiogenesis. Orang –orang yang ragu terhadap kebenaran paham abiogenesis
tersebut terus mengadakan penelitian memecahkan masalah tentang asal usul
kehidupan. Orang-orang yang tidak puas terhadap pandangan abiogenesis itu
antara lain francesco redi (italia, 1626-1799), dan lazzaro
spallanzani ( italia, 1729-1799), dan louis pasteur (prancis,
1822-1895). Beredasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham
abiogenesis / generation spontanea menjadi pudar karena paham tersebut tidak
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
A)
percobaan francesco redi ( 1626-1697)
Untuk
menjawab keragu-raguannya terhadap paham abiogenesis, francesco redi mengadakan
percobaan. Pada percobaannya redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga
toples. Percobaan redi selengkapnya adalah sebagai berikut :
·
stoples i : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat.
·
stoples ii :diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap terbuka.
·
stoples iii : disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka.
Selanjutnya
ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa
hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati.
Dan
hasilnya sebagai berikut:
·
stoples i : daging tidak busuk dan pada daging ini tidak ditemukan jentik /
larva atau belatung lalat.
·
stoples ii : daging tampak membusuk dan didalamnya ditemukan banyak larva atau
belatung lalat.
Berdasarkan
hasil percobaan tersebut, francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung
yang terdapat dalam daging busuk di stoples ii dan iii bukan terbentuk dari
daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada
daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi,
apabila melihat keadaan pada stoples ii, yang tertutup kain kasa. Pada kain
kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang
membusuk belatung relative sedikit.
b) percobaan lazzaro spallanzani ( 1729-1799)
Seperti
halnya francesco redi, spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham
abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya
sama dengan percobaan francesco redi, tetapi langkah percobaan spallanzani
lebih sempurna.
Sebagai
bahan percobaannya, spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging
dan dua buah labu. Adapun percoban yang yang dilakukan spallanzani selengkapnya
adalah sebagai berikut :
·
labu i : diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15oc selama
beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
·
labu ii : diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada
daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi paraffin cair agar
rapat benar. Selanjutnya, labu dipanaskan.selanjutnay, labu i dan ii
didinginkan. Setelah dingin keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas
dari gangguan hewan dan orang. Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan
terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut.
Hasil
percobaannya adalah sebagai berikut :
·
labu i : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh
dan baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu i
ini banyak mengandung mikroba.
·
labu ii : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih
seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi,
apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak
mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak
(busuk).
berdasarkan hasil percobaan tersebut, lazzaro spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut.
Pendukung
paham abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen lazzaro
spallanzani tersebut. M,enurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk
hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut
terjadilah generation spontanea.
c) percobaan louis pasteur (1822-1895)
Dalam
menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan
untuk menyempurnakan percobaan lazzaro spallanzani. Dalam percobaanya, pasteur
menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu. Langkah-langkah percobaan pasteur
selengkapnya adalah sebagai berikut :
·langkah
i :
labu disi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat-rapat dengan gabus. Celah
antara gabus dengan mulut labu diolesi dengan paraffin cair. Setelah itu pada
gabus tersebut dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan
atau disterilkan.
langkah
ii : selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan ditempat yang aman.
Setelah beberapa hari, keadaan air kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut
tetep jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.
langkah
iii : labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai
air kaldu didalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara.
Setelah itu labu diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari.
Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi.
Ternyata air kaldu
didalam labu meanjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme.
Pada
saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan
dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat
pemanasan air kaldu.
Setelah
labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepern\mukan pipa, air kaldu itu akan
bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme.
Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut
terbawa masuk.
Sehingga,
setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena
adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah
ketidak benaran paham abiogenesis
atau generation spontanea, yang
menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara
spontan.
Berdasarkan
hasil percobaan redi, spallanzani, dan pasteur tersebut, maka tumbanglah paham
abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang
dikenal dengan teori biogenesis. Teori itu menyatakan :
Omne
vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari
telur.
Omne
ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk
hidup, dan
Omne
vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup sebelumnya.
Walaupun
louis pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan paham abiogenesis
atau generation spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham
biogenesis, belum berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup
yang pertama kali terjawab.
Disamping teori abiogenesis dan biogenesis, masih ada lagi beberapa teori tentang asal usul kehidupan yang dikembangkan pleh beberapa ilmuwan, diantaranya adalah sebagai berikut :
Disamping teori abiogenesis dan biogenesis, masih ada lagi beberapa teori tentang asal usul kehidupan yang dikembangkan pleh beberapa ilmuwan, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Teori
kreasi khas, yang menyatakan bahwa kehidupan
diciptakan oleh zat supranatural (ghaib) pada saat yang istimewa.
- Teori
kosmozoan, yang menyatakan bahwa kehidupan yang ada di
planet ini berasal dari mana saja.
- Teori
evolusi kimia, yang menyatakan bahwa kehidupan
didunia ini muncul berdasarkan hukum fisika kimia.
- Teori
keadaan mantap, menyatakan bahwa kehidupan tidak
berasal usul.
teori evolusi biologi
Alexander
oparin adalah ilmuwan rusia. Didalam bukunya yang berjudul the origin of
life(asal usul kehidupan). Oparin menyatakan
Bahwa paad suatu ketika atmosfer bumi
kaya akan senyawa uap air, co2, ch4, nh3, dan
hidrogen. Karena adanya energi radiasi benda-benda angkasa yang amat kaut,
seperti sinar ultraviolet, memungkinkan senyawa-senyawa sederhana tersebut
membentuk senyawa organik atau senyawa hidrokarbon yang lebih kompleks. Proses
reaksi tersebut berlangsung dilautan senyawa kompleks yang mula-mula terbentuk
diperkirakan senyawa seperti alkohol (h2h5oh), dan
senyawa asam amino yang paling sederhana. Selama berjuta-juta tahun, senyawa
sederhana tersebut bereaksi membenrtk senyawa yang lebih kompleks, gliserin,
asam organik, purin dan pirimidin. Senyawa kompleks tersebut merupakan bahan
pembentuk sel.
C. Memiliki
kemampuan untuk memanfaatkan molekul-molekul yang diserap sesuai dengan
pola-pola ikatan di dalamnya;
Teori
evolusi biologi ini banyak diterima oleh para ilmuwan. Namun, tidak sedikit
ilmuwan yang membantah tentang interaksi molekul secara acak yang dapat menjadi
awal terbentuknya organisme hidup.
A. Membran sel
Perbandingan jumlah, antara lemak dan protein bervariasi, tergantung dari jenis membran sel, misalnya membran retikulum endoplasma berbeda dengan membran golgi, jenis organisme, misalnya membran sel tumbuhan berbeda dengan membran sel hewan dan jenis sel, misalnya membran sel tulang berbeda dengan sel hati. Karbohidrat terikat secara kovalen, baik dengan lemak maupun protein.
1)
protein integral
protein ini menembus lipid
bilayer sehingga memiliki dua permukaan, yaitu permukaan yang mengarah ke
lingkungan luar sel dan yang menghadap ke dalam sitoplasma
2) protein
perifer
Protein ini terdapat pada permukaan
luar lipid bilayer atau pada permukaan dalam-lipid bilayer. Ikatan antara
protein perifer dengan lipid bilayer adalah non kovalen.
3) protein yang terikat lipid membran
Protein ini terikat secara kovalen
dengan lipid bilayer dan terletak pada permukaan luar dari lipid bilayer.
B. Sitoplasma
C. Mitokondria
ukuran mitokondria bervariasi, tetapi rata-rata ukuran diameternya antara 0,2 -
0,7 mikrometer (pm) dan panjangnya antara 1 - 4 mikrometer.
ukuran
mitokondria ini hampir sama dengan ukuran bakteri yang menunjukkan salah satu
bukti evolusi bahwa mitokondria merupakan bakteri yang bersimbiosis dengan sel
eukoriotik. Bentuk mitokondria bervariasi, tergantung dari jenis selnya,
misalnya pada sel-sel awal
Embrio,
bentuk mitokondrianya bulat atau oval, sedangkan pada sel-sel lain bentuknya
seperti gelendong dan ada juga yang berbentuk pipa. Karena ukurannya yang
relatif besar mitokondria dapat terlihat cukup jelas di bawah mikroskop cahaya.
Pada umumnya, mitokondria tersebar secara acak di dalam sel dan cenderung
berkumpul pada bagian sel yang banyak memerlukan energi, misalnya di sekitar
gelendong pembelahan, atau di sekitar memmbran yang melakukan endositosis.
Jumlah mitokondria di dalam sel bervariasi tergantung dari jenis sel, spesies
organisme, dan keadaan fisiologi sel. Selsel yang metabolismenya aktif banyak
mengandung mitokondria dibandingkan sel-sel yang tidak aktif.
Mitokondria
memiliki kelenturan yang tinggi sehingga bentuknya dapat berubah-ubah dari
waktu ke waktu. Selain itu, mitokondria mampu bergerak atau berpindah dari satu
tempat ke tempat lain dalam sitoplasma.
Bagian-bagian
utama mitokondria dibedakan menjadi dua, yaitu bagian selaput atau membran dan
bagian matriks. Membran mitokondria ada dua yaitu membran luar dan membran
dalam. Antara membran dalam dan membran luar terdapat ruang antarmembran yang
berisi berbagai macam enzim. Membran luar mitokondria lebih tipis dari pada
membrane dalam yaitu kurang dari 6 nanometer, sedangkan membran dalam berukuran
antara 6 - 8 nanometer. Membran dalam mitokondria membentuk juluran-juluran ke
arah matrik sehingga memperluas permukaan dalamnva. Iuluran membran ke arah
matriks ini dinamakan tristae. Matriks mitokondria merupakan bagian mitokondria
yang
Menyerupai
gel. Di dalam matriks mitokondria terdapat ribosom, dna, rna dan beberapa
protein yang larut dalam air serta filamen, dan granul.
Pada membran
dalam (inner membrane) mitokondria terdapat beberapa jenis protein yang
terlibat dalam proses pembentukan atp. Di dalam sel, atp merupakan molekul
berenergi tinggi yang akan digunakan untuk metobolisme sel. Selain berfungsi
menghasilkan energi dalam bentuk atp, mitokondria juga berfungsi sebagai tempat
penyimpanan ion kalsium di dalam sel. Ion-ion ini disimpan dalam suatu badan
khusus yang dinamakan
Granul.
Mitokondria di dalam sel mampu menggandakan diri, sehingga jumlahnya dapat
bertambah sesuai dengan kebutuhan energi sel.
D. Retikulum endoplasma
protein yang dihasilkan dari rer antara lain adalah protein yang disekresikan
keluar sel, protein integral membran, protein-protein khusus di dalam organel,
seperti protein di dalam golgi, lisosom, endosom, dan vakuola, makanan pada sel
tumbuhan. Ser banyak ditemukan pada otot rangka, tubulus ginjal, dan kelenjar
endokrin yang mensekresikan hormon steroid.
Ser
mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
• sintesis
hormon steroid pada sel-sel kelenjar endokrin pada gonad dan adrenal.
•
detoksifikasi di dalam hati yang melibatkan beberapa molekul penting di dalam
sel hati.
• melepaskan
glukosa dari glukosa-6-fosfat di dalam sel-sel hati.
• sebagai
tempat melekatnya granul-granul yang berisi glikogen pada sel-sel hati.
• tempat
menyimpan ion-ion kalsium di dalam sisterna yang akan dikeluarkan jika ada
rangsangan yang menyebabkan pengeluaran ion kalsium, misalnva kontraksi otot.
E. Aparatus golgi atau kompleks golgi.
aparatus
golgi (ag) atau kompleks golgi pertama kali ditemukan oleh camilio golgi tahun
1898 di dalam sitoplasma sel saraf. Ag dijumpai hampir pada semua sel tumbuhan
dan sel hewan.
organel
ini terdiri atas setumpuk saku-saku pipih yang masing-masing dibatasi oleh
selapis membian. Dengan menggunakan mikroskop elektron, tampak bahwa ag
tersusun atas tiga bentukan membran, yaitu:
1)
kantung-kantung pipih yang disebut sisterna atau sakulus, kantung – kantung
pipih tersebut tersusun bertumpuk membentuk diktiosom,
2)
vesikel-vesikel kecil berdiameter kurang lebih 50 mikrometer yang terletak pada
sisi yang berbatasan dengan re, vesikel ini dinamakan vesikel tiansisi atau
vesikel peralihan, fungsi vesikel adalah membawa protein dan lipid dari re ke
ag dan dari sakulus satu ke sakulus lainnya,
3) vesikel
besar yang terletak pada sisi yang berhadapan dengan membrane plasma, vesikel
ini dinamakan vesikel sekretori,vesikel sekretori adalah membawa protein
atau lipid yang telah mengalami pemrosesan di dalam lumen sakulus.
Beberapa
penelitian membuktikan bahwa ag tidak hanya berfungsi sebagai alai transport
materi ke luar sel. Akan tetapi banyak reaksi yang berlangsung di dalam lumen
ag, antara lain proses biosintesis- glikoprotein dan glikolipid yang
dikatalisis oleh enzim glikosil transferase, kedua proses ini sering dinamakan
glikosilasi. Di dalam ag juga terjadi proses penambakan gugus sulfat pada
karbohidrat yang dikatalisis oleh enzim sulfat tansferase. Seiain itu, di dalam
lumen ag terjadi proses sintesis proteoglikan yang merupakan komponen matriks
ekstra sel. Pada sel tumbuhan yang sedang membelah, ag berperanan dalam
pembentukan komponen dinding sel yang baru.
molekul-molekul
protein dan lipid yang telah mengalami modifikasi kimiawi di dalam lumen ag
akan di packing oleh membran golgi dan ditransfer dalam bentuk vesikel.
Ada tiga
macam protein yang dihasilkan oleh golgi, antara lain:
1) protein
membran inti, membran plasma dan protein membran organel
2) protein sekretori
yang disimpan dalam bentuk vesikel
3) protein
enzim yang disimpan dalam vesikel (lisosom)
F. Lisosom
Lisosom
pertama kali ditemukan pada tahun 1949 oleh de duve di dalam serpihan sel-sel
hati. Organel ini berbentuk semacam kantung yang berisi enzim hidrolitik.
Selama masih terbungkus membran, enzim hidrolitik bersifat stabil. Terdapat
lebih kurang 40 macam enzim hidrolitik yang ditemukan di dalam lisosom.
Enzim-enzim tersebut meliputi protease,nuklease, glikosidase, lipase,
fosfolipase, fosfatase dan sulfatase. Enzim – enzim tersebut hanya akan dapat
bekerja optimal pada ph sekitar 5.membran lisosom mengandung protein transfer
untuk membawa hasil pencernaan ke sitosol. Membran lisosom tidak akan tercerna
oleh enzim yang dikandungnya sendiri karena kandungan karbohidrat yang tinggi
pada membrannva.
lisosom
tergolong organel yang polimorfik karena memiliki bentuk dan ukuran yang
bervariasi. Ada empat macam bentuk lisosom, yaitu satu macam lisosom primer dan
tiga macam lisosom sekunder. Lisosom primer adalah lisosom yang baru terbentuk
dari ag dan belum berfusi (bergabung) dengan materi yang akan dicerna.
Lisosom sekunder ada tiga macam,yaitu:
( :)
heterofagosom, merupakan gabungan antara lisosom primer dengan fagosom
( :)
sitolisosom merupakan gabungan antara lisosom primer dengan autosom,
( :)
badan residu, adalah vakuola yang berisi sisa materi yang tidak tercerna
fungsi
utama lisosom adalah untuk pencernaan intra sel. Materi yang dicerna oleh
lisosom dapat berasal dari luar sel atau dari dalam sel itu sendiri. Materi
dari luar sel masuk ke dalam sitoplasma melalui pinositosis dan fagositosis.
Pencernaan intra sel selalu terjadi di dalam lisosom, enzim, hidorolitik tidak
pernah keluar dari dalam lisosom sehinggan pencernaan berlangsung optimal. Akan
tetapi, jika membran lisosom pecah, maka enzim hidrolitik pada lisosom akan
keluar dan mencerna sel itu sendiri.
Beberapa
peran lisosom antara lain adalah:
1)
perombakan organel sel yang telah tua
2) proses
metamoifosis pada katak, misalnya menyusutnya ekor pada berudu karena dicerna
oleh enzim katepsin di dalam lisosom
3) pemulihan
ukuran uterus setelah kehamilan
4) proses
fertiliasi, dimana bagian kepala sperma yang dinamakan akrosom mengandung enzim
hialuronidase untuk mencerna zona pelusida pada sel telur.
hasil
pencernaan lisosom, seperti asam amino, glukosa dan nukleotida mampu menembus
membran lisosom menuju sitosol. Membran lisosom selanjutnya akan
dikembalikan menuju membran plasma melalui proses eksositosis. Pencernaan
bagian - bagian sel yang telah tua dinamakan autofagi.
1) peroksisom
organel ini ditemukan pada sel hewan, sel tumbuhan tertentu
maupun sel ragi. Peroksisom pertama kali ditemukan oleh de duve dan
kawan-kawannya pada tahun 1965 di dalam sel-sel hati. Di dalam peroksisom
ditemukan beberapa macam enzim oksidase dan enzim katalase.
oleh karena enzim - enzim ini berperan dalam pembentukan
katalase. Oleh karena enzim - enzim ini berperan dalam pembentukan dan
pembongkaran hidrogen peroksida(h2o2) , maka organel
tersebut dinamakan peroksisom.pada sel tumbuhan, fungsi organel ini berkaitan
dengan siklus glioksilat sehingga dinamakan glioksisom.
Di dalam sel,
peroksisom berbentuk bulat telur dengan diameter kurang lebih antara 0,5 - 0,7
mikrometer, hanya dibungkus oleh selapis membran. Jumlah peroksisom untuk tiap
sel bervariasi antara 70-700. Peroksisom memiliki kemampuan untuk membelah diri
sehingga dapat membentuk peroksisom anak. Protein dan lipid yang diperlukan
ditransfer dari sitosol. Selain berfungsi untuk pembentukan dan perombakan h2o,
menjadi substrat organik dan h2o, peroksisom juga berfungsi untuk
merombak asam lemak yang tersimpan dalam biji menjadi glukosa untuk proses
perkecambahan.
2) glioksisom
Glioksisom
merupakan badan mikro yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan. Diameter
glioksisom antara 0,5 sampai 1,0 mikrometer. Sedangkan peroksisom merupakan
badan mikro yang ditemukan baik pada sel hewan maupun sel tumbuhan. Glioksisom
banyak ditemukan pada biji-bijian yang berperan sebagai tempat menyimpan asam
lemak untuk pembentukan energi dalam proses perkecambahan.
salah satu proses utama pada biji yang sedang mengalami perkecambahan adalah
perubahan dari asam lemak dalam glioksisom, menjadi karbohidrat atau disebut
glukoneogenesis. Penguraian asam lemak menjadi asetil ko-a selanjutnya
berubah menjadi oksaloasetat untuk membentuk sitrat. Asam sitrat yang terbentuk
akan diubah menjadi glukosa melalui serangkaian reaksi enzimatis yang terdapat
di dalam glioksisom.
H.ribosom
ribosom merupakan salah satu organel tidak bermembran yang ditemukan pada semua
sel, baik sel prokariotik maupun eukariotik. Pada eukariotik , organel ini
terdapat pada sitoplasma, menempel pada permukaan luar retikulum endoplasma,
didalam metriks mitokondria dan didalam stroma kloroplas.
ribosom terdiri atas dua sub unit yaitu sub unit besar darn sub unit kecil.
Kedua sub unit ini akan berfusi jika proses trnaslasi berlangsung.sub unit
ribosom dinyatakan dengan satuan s (svedberg) yang merupakan nama penemunya,
satuan ini menunjukkan kecepatan pengendapan pada saat sub unit tersebut
disentrifugasi, misalnya sub unit kecil dan sub unit
besar ribosom pada eukariotik adalah 40s dan 60s. Komponen penyusun besar ribosom terdiri atas protein ribosom dan arn ribosom (arn-r). Protein ribosom disintesis oleh bebas yang terdapat di dalam sitoplasma, sedangkan arn-r ditranskripsi di dalam anak inti (nukleous).
Organel ini merupakan tempat berlangsungnya penerjemahan (translasi) kodon (kode genetik) yang dibawa arn-duta (arn-d). Hasil translasi ini adalah polipeptida. Polipeptida hasil translasi pada rer akan dikirim dan diolah di dalam ag menjadi protein membran, dan enzim lisosom, atau disekresikan ke luar sel melalui vesikel. Sedangkan polipeptida
Hasil
translasi pada ribosom bebas dikirim ke mitokondria, sebagai enzim peroksisom,
atau sebagai protein ribosom.
I. Sitoskeleton
di dalam sitosol juga ditemukan adanya sitoskeleton yang tersusun atas
mikrotubulus, mikrofilamen dan filamen intermediat. Sitoskeleton berfungsi
untuk menyokong bentuk sel dan memungkin terjadinya gerakan-gerakan organel di
dalam sitoplasma.
Mikrotubulus
ada yang ietaknya terbenam di dalam sitosol, dinamakan mikrotubulus sitoplasmik
dan ada juga yang berfungsi sebagai penyusun organel , sepe'rti silia,
flagela,dan sentriol. Mikrofilamen merupakan protein koneaktil yang berfungsi
untuk pergerakan di dalam sitoplasma, misalnya aliran sitoplasma cii clalanr
Sel tumbuhan
dan gerak amoeboid pada leukosit.
1. Mikrotubulus
mikrotubulus
tersusun atas molekul protein tubulin. Ada dua jenis protein tubulin penyusun
tubulin, yaitu tubulin α dan tubulin β. Setiap mikrotubulus tersusun atas
13 protofilamen yang tersusun paralel mengelilingi suatu sumbu. Ada dua macam
mikrotubulus di dalam sel yang dibedakan atas stabilitasnya, yaitu mikrotubulus
stabil dan mikrotubulus labil. Contoh mikrotulus stabil adalah pembentuk silia
dan flagela. Sedangkan mikrotubulus labil contohnva mikrotubulus pembentuk
gelendong pembelahan.
mikrotubulus sitoplasmik didalam sel berfungsi sebagi keranga dalam yang
menetukan bentuk sel dan untuk transfer molekul di dalam sel. Mikrotubulus ini
berbentuk serabut tunggal dengan diameter lebih kurang 25 nanometer. Beberapa
organel yang tersusun dari mikrotubulus adalah sentriol, silia dan flagella.
2. Mikrofilamen
Mikrofilamen
biasanya banyak terdistribusi dibawah permukaan membrane plasma. Panjang
mikrofilamen bervariasi, dengan diameter lebih kurang 7 µm. Mikrofilamen
tersusun atas protein, terutama aktin dan miosin. Hampir semua jenis sel hewan
mengandung aktin.
Aktin dan
miosin banyak ditemukan terutama pada sel otot, dengan komposisi miosin yang
lebih sedikit dibandingkan aktin. Kedua jenis protein ini berperan untuk
pergerakan, misalnya aliran sitoplasma pada sel tumbuhan (siklosis), dan gerak
amoeboid pada protozoa.
3. Filamen lntermediet
filamen intermediet memiliki diameter antara 8-10 pm, berbentuk pembuluh,
tersusun atas 4-5 protofilamen yang tersusun melingkar, bersifat liat, stabil,
dan tersusun atas protein fibrosa. Sebagaian besar filamen intermediet
berfungsi untuk menyokong sel dan inti sel. Letak filamen inibiasanya terpusat
disekitar inti. Pada sel epitel, filamen intermediet membentuk anyaman yang
berfungsi untuk menahan tekanan dari luar. Contoh filamen entermediet antara
lain adalah kertin, vimentin, neurofilamen, lamina nuclear, dan keratin.
J. Inti sel (nucleus)
gambar:nukleus.jpg
Pada sel
eukariotik, materi intinya telah diselubungi oleh suatu membran dan membentuk
struktur inti sel atau nukleus.
Bagian–bagian
yang menyusun inti sel antara lain adalah membran inti, pori membran,matriks
inti sel (matriks), kromatin atau kromosom, dan anak inti (nukleolus).
pada
umumnya, inti sel berbentuk bulat, tetapi ada juga yang bentuknya seperti
gelendong. Sel eukariotik umumnya memiliki satu inti sel, tetapi ada juga
beberapa jenis sel yang memiliki inti lebih dari satu.
berikut
ini uraian tentang bagian-bagian penyusun inti sel.
1) membran inti
membran inti terdiri atas dua lapis, yaitu membran luar (membran sitosolik) dan
membran dalam (membran nukleo-plasmik). Di antara kedua membran tersebut
terdapat ruangan antar membran (perinuklear space) selebar 10 - 15 nm. Membran
luar inti bertautan dengan membran er. Pada membran inti juga terdapat
enzim-enzim seperti yang terdapat pada membran er, misalnya sitokrom,
transferase, dan glukosa-6-fosfatase. Permukaan luar membran inti juga
berikatan dengan filamen intermediet yang menghubungkannya dengan membran
plasma sehingga inti terpancang pada suatu tempat di dalam sel.
2) pori membran inti
pada membran inti terbentuk pori-pori sebagai akibat pertautan antara membran
luar dan membran dalam inti. Diameter pori berkisar antara 40 - 100 nm. Jumlah
pori membran inti bervariasi tergantung dari jenis sel dan kondisi fisiologi
sel. Fungsi pori membrane inti ini, antara lain sebagai jalan keluar atau
masuknya senyawa – senyawa dari inti dan menuju inti, misalnya tempat keluarnya
arn – duta dan protein ribosom.
Pori membran
inti dikelilingi oleh bentukan semacam cincin (anulus) yang bersama-sama dengan
pori membentuk kompleks pori. Bagian dalam cincin membentuk tonjolan-tonjolan
ke arah lumen pori. Pada bagian tengah pori terdapat sumbat tengah (central
plug).
3) matriks inti (nukleoplasma)
komponen utama dari matriks inti adalah protein vang kebanyakan berupa enzim
dan sebagian adalah protein structural inti.
matriks inti diduga ikut berperan dalam proses – proses pada materi inti, misalnya transkripsi, replikasi dna, dan proses –proses lainva di dalam inti.
4) materi genetik
bagian utama dari sebuah inti sel adalah materi genetik. Semua aktivitas di
dalam sel dikendalikan oleh materi genetik. Pada waktu interfase, materi
genetik dinamakan kromatin. Benang benang kromatin ini akan mengalami
pemampatan (kondensasi) pada saat sel akan membelah. Kromatin yang mengalami
kondensasi ini dinamakan kromosom. Hasil analisis kimia menunjukkau, bahwa
kromatin tersusun atas dna, rna, protein histon dan protein nonhiston.
5) anak inti (nukleolus)
nukleolus banyak ditemukan pada sel-sel yang aktivitas . Sintesis proteinnya
tinggi, misalnya pada neuron, oosit, dan kelenjar. Di dalam inti, nukleolus
tampak sebagai suatu struktur yang merupakan tempat pembentukan dan penyimpanan
prekusor ribosom dan pembentukan sub unit ribosom. Selain itu, struktur ini
merupakan tempat terjadinya proses transkripsi gen arn ribosom (arn-r).
K. Sentriol
sentriol merupakan organel sel berbentuk silindris dengan diameter lebih kurang
2 pm (mikrometer) dan panjang lebih kurang 4 ptm. Di dalam setiap sel mengandun
sepasang sentriol yang letaknya saling tegak lurus dekat inti sel. Sentriol
berfungsi sebagai bahan pembentuk sillia dan flagella , persis dengan sentriol.
Jadi, selain sebagai komponen penyusun sentrosom, sentriol berfungsi sebagai
tubuh basalis.
I. Silia dan flagela
kedua organel ini berfungsi sebagai alat pergerakan sel yang letaknya
berada pada permukaan luar membran sel. Baik silia maupun flagella memiliki
struktur yang sama, yaitu memiliki sumbu yang dinamakan aksonem. Struktur
aksonem sangat kompleks karetra tersusun atas mikrotubulus dan protein. Jumlah
silia pada umumnya banyak, sedangkan jumlah flagela hanya satu atau dua. Silia
berukuran lebih halus dan lebih pendek dari pada flagela. Berbeda dengan
sentriol, silia dan flagella dibungkus oleh membran. Membran silia dan flagela
merupakan perluasan dari membran sel.
contoh sel-sel bersilia adalah lapisan epitel saluran telur (oviduct) pada
wanita, epitel saluran sperma (epididimis) pada lakilaki, pada organisme
eukariotik uniseluler misalnya paramaecium caudatum. Sedangkan flagela dapat
ditemukan pada spermatazoa dan beberapa organisme eukariotik uni seluler
misalnya euglena viridis dan lain-lain.
Sumber
Http://www.scribd.com
Http://www.biokurs.de/skripten/bilder/nukleus.jpg
Http://www.modares.ac.ir/elearning/dalimi/proto/lectures/week2/mitochondrion2.gif
Http://www.crayonpedia.org/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar