Planet adalah benda langit
yang memiliki ciri-ciri berikut:
1.mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa
bintang;
2.mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi
tersendiri agar dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda
angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir
bulat);
3.tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi
termonuklir terhadap deuterium di intinya; dan,
4.telah "membersihkan lingkungan" (clearing
the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda
angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah
sekitar orbitnya
5.Berdiameter lebih dari 800 km
Sejarah
Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres
Planetai yang artinya Bintang Pengelana. Pengertian planet sesuatu
yang bergerak melintasi langit (relatif terhadap latar belakang bintang-bintang
yang tetap) menjadi benda yang bergerak mengelilingi Bumi. Lima planet terdekat
ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah
dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata
telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing
planet (lihat tabel nama planet di bawah). Pada abad ke-6 SM, bangsa Yunani
memberi nama Stilbon (cemerlang) untuk Planet Merkurius, Pyoroeis
(berapi) untuk Mars, Phaethon (berkilau) untuk Jupiter, Phainon
(Bersinar) untuk Saturnus. Khusus planet Venus memiliki dua nama yaitu Hesperos
(bintang sore) dan Phosphoros (pembawa cahaya). Hal ini terjadi karena
dahulu planet Venus yang muncul di pagi dan di sore hari dianggap sebagai dua
objek yang berbeda.
Pada abad ke-4 SM, Aristoteles memperkenalkan
nama-nama dewa dalam mitologi untuk planet-planet ini. Hermes menjadi nama
untuk Merkurius, Ares untuk Mars, Zeus untuk Jupiter, Kronos untuk Saturnus dan
Aphrodite untuk Venus.
Pada masa selanjutnya di mana kebudayaan Romawi
menjadi lebih berjaya dibanding Yunani, semua nama planet dialihkan menjadi
nama-nama dewa mereka. Kebetulan dewa-dewa dalam mitologi Yunani mempunyai
padanan dalam mitologi Romawi sehingga planet-planet tersebut dinamai dengan
nama yang kita kenal sekarang.
Hingga masa sekarang, tradisi penamaan planet
menggunakan nama dewa dalam mitologi Romawi masih berlanjut. Namun demikian
ketika planet ke-7 ditemukan, planet ini diberi nama Uranus yang merupakan nama
dewa Yunani. Dinamakan Uranus karena Uranus adalah ayah dari Kronos (Saturnus).
Mitologi Romawi sendiri tidak memiliki padanan untuk dewa Uranus. Planet ke-8
diberi nama Neptunus, dewa laut dalam mitologi Romawi.
Planet dalam tata surya
Menurut IAU (Persatuan Astronomi Internasional) sesuai
dengan defenisi yang baru, maka terdapat delapan planet dalam sistem Tata
Surya:
- Merkurius
- Venus
- Bumi
- Mars
- Yupiter
- Saturnus
- Uranus
- Neptunus
Planet didalam Tata Surya Terbagi 2 yaitu :
1.Planet didalam tata surya
(Pengertian : sebuah benda angkasa yang mengelilingi
matahari, mempunyai massa dan gravitasi yang cukup besar agar bentuknya hampir
bulat, dan memiliki lintasan orbit yang bebas dari hambatan.)
Ada 8 planet dalam tata surya : Merkurius, Venus,
Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.
2.Dwarf Planet
(Pengertian: sebuah benda angkasa yang mengelilingi
matahari yang ukuran, massa dan gravitasinnya cukup besar untuk bisa berbentuk
hampir bulat, namun belum memiliki orbit sendiri yang bebas hambatan, dan bukan
merupakan satelit planet lain.
Yang termasuk Planet Kecil adalah : Ceres, Pluto,
Haumea, Makemake, eris, dll.
Para astronom juga mengelompokkan planet-planet ukuran
dan komposisi bahan penyusunnya yaitu:
Women and Technology
- Planet teresterial atau planet
bumi, adalah planet-planet yang ukuran atau komposisi penyusunnya (batuan)
mirip dengan Bumi. Anggotanya adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
- Planet jovian atau planet
raksasa, adalah planet-planet yang ukurannya besar dan komposisi
penyusunnya mirip Yupiter, yaitu terdiri dari sebagian es dan gas
hidrogen. Anggotannya adalah Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Pluto tidak mirip dengan Bumi atau Yupiter, sehingga astronom telah
mengusulkan agar Pluto dikelompokkan sebagai sebuah asteroid (planet
kecil).
Periode revolusi dan periode rotasi Selain bergerak mengelilingi matahari, kesembilan planet juga berputar
pada porosnya atau berotasi. Arah sumbu pada porosnya berbeda-beda, tetapi
hampir semuannya berputar ke arah yang sama. Gerak rotasi planet
menentukan pergantian siang dan malam pada permukaan planet. Gerak sebuah
planet dalam orbitnya mengitari matahari disebut revolusi, sedang perputaran
planet mengitari porosnya sendiri disebut rotasi. Periode revolusi adalah waktu
yang diperlukan oleh sebuah planet untuk beredar satu kali mengitari matahari.
Untuk Bumi periode revolusi didefinisikan satu tahun. Periode rotasi adalah
waktu yang diperlukan oleh sebuah planet untuk berputar satu kali mengitari
porosnya sendiri. Untuk Bumi, periode rotasi didefinisikan satu hari.
SATURNUS
Saturnus adalah sebuah planet di
tata surya yang dikenal juga sebagai planet bercincin, dan merupakan planet
terbesar kedua di tata surya setelah Jupiter. Jarak Saturnus sangat jauh dari Matahari,
karena itulah Saturnus tampak tidak terlalu jelas dari Bumi. Saturnus
berevolusi dalam waktu 29,46 tahun. Setiap 378 hari, Bumi, Saturnus dan
Matahari akan berada dalam satu garis lurus. Selain berevolusi, Saturnus juga
berotasi dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 10 jam 14 menit.
Saturnus memiliki kerapatan yang rendah karena
sebagian besar zat penyusunnya berupa gas dan cairan. Inti Saturnus
diperkirakan terdiri dari batuan padat dengan atmosfer tersusun atas gas amonia
dan metana, hal ini tidak memungkinkan adanya kehidupan di Saturnus.
Cincin Saturnus sangat unik, terdiri beribu-ribu
cincin yang mengelilingi planet ini. Bahan pembentuk cincin ini masih belum
diketahui. Para ilmuwan berpendapat, cincin itu tidak mungkin terbuat dari
lempengan padat karena akan hancur oleh gaya sentrifugal. Namun, tidak mungkin
juga terbuat dari zat cair karena gaya sentrifugal akan mengakibatkan timbulnya
gelombang. Jadi, sejauh ini, diperkirakan yang paling mungkin membentuk
cincin-cincin itu adalah bongkahan-bongkahan es meteorit.
Hingga 2006, Saturnus diketahui memiliki 56 buah
satelit alami. Tujuh di antaranya cukup masif untuk dapat runtuh berbentuk bola
di bawah gaya gravitasinya sendiri. Mereka adalah Mimas, Enceladus, Tethys,
Dione, Rhea, Titan (Satelit terbesar dengan ukuran lebih besar dari planet
Merkurius) dan Iapetus.
Rotasi dan orbit
Jarak antara Matahari dan Saturnus lebih dari 1.4
milyar km, sekitar 9 kali jarak antara Bumi dan Matahari. Perlu 29,46 tahun
Bumi untuk Saturnus untuk mengorbit Matahari yang diketahui dengan nama periode
orbit Saturnus. Saturnus memiliki periode rotasi selama 10 jam 14 menit
waktu Bumi. Namun, Saturnus tidak merotasi dalam rata-rata yang konstan.
Periode rotasi Saturnus tergantung dengan kecepatan rotasi gelombang radio yang
dikeluarkan oleh Saturnus. Pesawat angkasa Cassini-Huygens menemukan bahwa
emisi radio melambat dan periode rotasi Saturnus meningkat. Tidak diketahui hal
apa yang menyebabkan gelombang radio melambat.
Cincin Saturnus
Saturnus terkenal karena cincin di planetnya, yang
menjadikannya sebagai salah satu obyek dapat dilihat yang paling menakjubkan
dalam sistem tata surya.
Bentuk fisik cincin Saturnus
Saturnus yang terlihat dari pesawat angkasa Cassini
tahun 2007.
Cincin Saturnus tersebut
dapat dilihat dengan menggunakan teleskop modern berkekuatan sederhana atau
dengan teropong berkekuatan tinggi. Cincin ini menjulur 6.630 km hingga 120.700
km atas khatulistiwa Saturnus dan terdiri daripada bebatuan silikon dioksida,
oksida besi dan partikel es dan batu. Terdapat dua teori mengenai asal cincin
Saturnus. Teori pertama diusulkan oleh Édouard Roche pada abad ke-19, adalah
cincin tersebut merupakan bekas satelit Saturnus yang orbitnya datang cukup
dekat dengan Saturnus sehingga pecah akibat kekuatan pasang surut. Variasi teori
ini adalah satelit tersebut pecah akibat hantaman dari komet atau asteroid.
Teori kedua adalah cincin tersebut bukanlah dari satelit Saturnus, tetapi
ditinggalkan dari nebula asal yang membentuk Saturnus. Teori ini tidak diterima
masa kini disebabkan cincin Saturnus dianggap tidak stabil melewati periode
selama jutaan tahun dan dengan itu dianggap baru terbentuk.
Sementara ruang terluas di cincin, seperti Divisi
Cassini dan Divisi Encke, dapat dilihat dari Bumi, Voyagers mendapati
cincin tersebut mempunyai struktur seni yang terdiri dari ribuan bagian kecil
dan cincin kecil. Struktur ini dipercayai terbentuk akibat tarikan graviti
satelit-satelit Saturnus melalui berbagai cara. Sebagian bagian dihasilkan
akibat satelit kecil yang lewat seperti Pan dan banyak lagi bagian yang belum
ditemukan, sementara sebagian cincin kecil ditahan oleh medan gravitas satelit
penggembala kecil seperti Prometheus dan Pandora. Bagian lain terbentuk akibat
resonansi antara periode orbit dari partikel di beberapa bagian dan bahwa
satelit yang lebih besar yang terletak lebih jauh, pada Mimas terdapat divisi
Cassini melalui cara ini, justru lebih berstruktur dalam cincin sebenarnya
terdiri dari gelombang berputar yang dihasilkan oleh gangguan gravitas satelit
secara berkala.
Sejarah
gambar : Animasi awan heksagonal Saturnus.
Cincin itu pertama sekali dilihat oleh Galileo Galilei
pada tahun 1610 dengan teleskopnya, tetapi dia tidak dapat memastikannya. Dia
kemudian menulis kepada adipati Toscana bahwa "Saturnus tidak sendirian,
tetapi terdiri dari tiga yang hampir bersentuhan dan tidak bergerak. Cincin itu
tersusun dalam garis sejajar dengan zodiak dan yang ditengah (Saturnus) adalah
tiga kali besar yang lurus (penjuru cincin)". Dia juga mengira bahwa
Saturnus memiliki "telinga." Pada tahun 1612 sudut cincin menghadap
tepat pada bumi dan cincin tersebut akhirnya hilang dan kemudian pada tahun
1613 cincin itu muncul kembali, yang membuat Galileo bingung.
Persoalan cincin itu tidak dapat diselesaikan sehingga
1655 oleh Christian Huygens, yang menggunakan teleskop yang lebih kuat daripada
teleskop yang digunakan Galileo.
Pada tahun 1675 Giovanni Domenico Cassini menentukan
bahwa cincin Saturnus sebenarnya terdiri dari berbagai cincin yang lebih kecil
dengan ruang antara mereka, bagian terbesar dinamakan Divisi Cassini.
Pada tahun 1859, James Clerk Maxwell menunjukan bahwa
cincin tersebut tidak padat, namun terbuat dari partikel-partikel kecil, yang
mengorbit Saturnus sendiri-sendiri dan jika tidak, cincin itu akan tidak stabil
atau terpisah.James Keeler mempelajari cincin itu menggunakan spektrometer
tahun 1895 yang membuktikan bahwa teori Maxwell benar.
Satelit alami
Titan, salah satu satelit milik Saturnus
Saturnus memiliki 59 satelit alami, 48 di antaranya
memiliki nama. Banyak satelit Saturnus yang sangat kecil, dimana 33 dari 50
satelit memiliki diameter lebih kecil dari 10 kilometer dan 13 satelit lainnya
memiliki diameter lebih kecil dari 50 km. 7 satelit lainnya cukup besar untuk,
dimana satelit tersebut adalah Titan, Rhea, Iapetus, Dione, Tethys, Enceladus
dan Mimas. Titan adalah satelit terbesar, lebih besar dari planet Merkurius dan
satu-satunya satelit di atmosfir yang memiliki atmosfir yang tebal. Hyperion dan
Phoebe adalah satelit terbesar lainnya, dengan diameter lebih besar dari 200
km.
Di Titan, satelit terbesar Saturnus, satelit Desember
tahun 2004 dan satelit Januari tahun 2005 banyak foto Titan diambil oleh
Cassini-Huygens. 1 bagian dari satelit ini, yaitu Huygens mendarat di Titan.
Sumber
http://www.kaskus.us
http://www.g-excess.com
http://id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar