UPAYA DAN
STRATEGI PENANGGULANGAN
Strategi
1. Meningkatkan
fungsi dan peranan Badan Lingkungan Hidup untuk menjamin kemitraan dengan
stakeholders.
2. Meningkatkan
fungsi koordinasi, pembinaan pengawasan dan pemantauan dalam pengelolaan
Lingkungan Hidup.
3. Mengembangkan
kapasitas dan kualitas SDA aparatur melalui pendidikan dan pelatihan teknis
untuk mendukung pelaksanaan tupoksi Badan Lingkungan Hidup.
4. Menjalin
kerja sama yang erat dengan instansi teknis terkait untuk mendukung
pengembangan peran operasional Badan Lingkungan Hidup.
5. Mengembangkan
pembinaan laboraturium.
6. Mengembangkan
kerjasama dengan instansi teknis dalam pemanfaatan laboraturium Lingkungan
Hidup.
7.
Strategi pendekatan kapasitas daya dukung (Carrying capacity approach).
8. Pengelolaan
pada limbah yang sudah terbentuk (End of pipe treatment).
9. Produksi
bersih (Cleaner Production).
10. Menerapkan
strategi preventif secara kontinu terhadap proses dan produk untuk mengurangi
terjadinya risiko pencemaran pada manusia dan lingkungan.
11. Tidak
mengunakan bahan B-3.
12. Menghemat
pemakaian bahan baku dan energi serta mereduksi jumlah dan toksisitas emisi
serta buangan (eko-efisiensi)Mereduksi dampak yang timbul di seluruh daur.hidup
produk (life cycle of the product) mulai dari bahan baku sampai pembuangan
limbah
13. Menerapkan
teknologi bersih dengan mengubah sikap dan perilaku agar sadar lingkungan.
Kebijakan
Kebijakan
pembangunan Lingkungan Hidup :
- Meningkatnya upaya pengendalian pengelolaan
limbah akibat kegiatan industri.
- Meningkatnya upaya pengendalian dampak lingkungan
akibat kegiatan pembangunan.
- Mengarusutamakan (Mainsteaming) prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan ke seluruh bidang pembangunan.
- Pengembangan sisitem pengendalian dan pengawasan
dalam pengelolaan sumber daya alam disertai dengan penegakan hukum yang
tepat.
- Membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada
isu lingkungan hidup dan berperan aktif sebagai control social dalam
membantu kualitas lingkungan hidup.
Sumber-sumber
Pencemaran Air
Pencemaran
air akibat kegiatan manusia tidak hanya disebabkan oleh limbah rumah tangga,
tetapi juga oleh limbah pertanian dan limbah industri. Semakin meningkatnya
perkembangan industri, dan pertanian saat ini, ternyata semakin memperparah
tingkat pencemaran air, udara, dan tanah. Pencemaran itu disebabkan oleh hasil
buangan dari kegiatan tersebut.Pencemaran air pada dasarnya terjadi karena air
limbah langsung dibuang ke badan air ataupun ke tanah tanpa mengalami proses
pengolahan terlebih dulu, atau proses pengolahan yang dilakukan belum memadai.Pengolahan
limbah bertujuan memperkecil tingkat pencemaran yang ada agar tidak
membahayakan lingkungan hidup.
Sumber-sumber
Pencemaran Air Meliputi:
Limbah
Rumah Tangga
Limbah rumah
tangga merupakan pencemar air terbesar selain limbah-limbah industri, pertanian
dan bahan pencemar lainnya. Limbah rumah tangga akan mencemari selokan, sumur,
sungai, dan lingkungan sekitarnya.
Semakin
besar populasi manusia, semakin tinggi tingkat pencemarannya.Limbah rumah
tangga dapat berupa padatan (kertas, plastik dll.) maupun cairan (air cucian,
minyak goreng bekas, dll.). Di antara limbah tersebut ada yang mudah terurai
yaitu sampah organik dan ada pula yang tidak dapat terurai. Limbah rumah tangga
ada juga yang memiliki daya racun tinggi, misalnya sisa obat,baterai bekas, air
aki. Limbah-limbah tersebut tergolong bahan berbahaya dan beracun (B3).
a.Tinja, air
cucian, limbah kamar mandi dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar
biologis(seperti bakteri, jamur, virus, dan sebagainya) yang akan mengikuti
aliran air.
b. Limbah
Lalu Lintas
Limbah lalu
lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan minyak dari kapal tangker.
Tumpahan minyak akibat kecelakaan mobil-mobil tangki minyak dapat mengotori air
tanah. Selain terjadi di darat,pencemaran lalu lintas juga sering terjadi di
lautan. Semuanya sangat berbahaya bagi kehidupan.
c. Limbah
Pertanian
Limbah
pertanian berupa sisa, tumpahan ataupun penyemprotan yang berlebihan misalnya
dari pestisida dan herbisida. Begitu juga pemupukan yang berlebihan. Limbah
pestisida dan herbisida mempunyai sifat kimia yang stabil, yaitu tidak terurai
di alam sehingga zat tersebut akan mengendap di dalam tanah, dasar sungai,
danau serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme-organisme yang
hidup di dalamnya.Pada pemakaian pupuk buatan yang berlebihan akan menyebabkan
eutrofikasi pada badan air/perairan terbuka Penanggulangan
Pencemaran Air
Penanggulangan
pencemaran air dapat dilakukan melalui:
•Perubahan
perilaku masyarakat
•Pembuatan
kolam/bak pengolahan limbah cair
1.Perubahan
Perilaku Masyarakat
Secara
alami, ekosistem air dapat melakukan “rehabilitasi” apabila terjadi pencemaran
terhadap badanair. Kemampuan ini ada batasnya. Oleh karena itu perlu diupayakan
untuk mencegah dan menanggulangipencemaran air. Untuk mengatasi pencemaran air
dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan tidak membuang sampah dan
limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang sampah ke sungai dan disembarang
tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan peraturan-peraturan yang
diterapkan di lingkungan masing-masing secara konsekuen. Sampah-sampah
hendaknya dibuang pada tempat yang telah ditentukan.Masyarakat di sekitar
sungai perlu merubah perilaku tentang pemanfaatan sungai agar sungai tidak lagi
dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan tempat mandi-cuci-kakus
(MCK). Peraturan pembuangan limbah industri hendaknya dipantau pelaksanaannya
dan pelanggarnya dijatuhi hukuman. Limbah industri hendaknya diproses dahulu
dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat baku mutu air
buangan baru bisa dialirkan ke selokan-selokan atau sungai. Dengan demikian
akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.
Tindakan
yang Perlu Dilakukan oleh Masyarakat:
1. Tidak
membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.
2. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan sepeda motor
3. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan sebagai tempat kakus
2. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan sepeda motor
3. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan sebagai tempat kakus
4.
Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu
2
Pembuatan Kolam Pengolah Limbah CairSaat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum
yang dilengkapi septic tank di daerah/lingkungan yangrata-rata penduduknya
tidak memiliki WC. Setiap sepuluh rumah disediakan satu WC umum. Upaya demikiansangat
bersahabat dengan lingkungan, murah dan sehat karena dapat menghindari
pencemaran air sumur / air tanah.Selain itu, sudah saatnya diupayakan pembuatan
kolam pengolahan air buangan (air cucian, air kamar mandi, dan lain-lain)
secara kolektif, agar limbah tersebut tidak langsung dialirkan ke selokan atau sungai.Untuk
limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam
beberapa kolam kemudiandibersihkan, baik secara mekanis (pengadukan), kimiawi
(diberi zat kimia tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau
tumbuhan air lainnya). Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk mengujikebersihan
air dari polutan yang berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh
polutan diteliti.Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan,
sungai dll.) hanyalah air yang tidak tercemar.
Salah satu
contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai berikut:
a)
Proses penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan-bahan padatan
yang mengendap ataumengapung.
b)
Proses penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan-bahan padatan secara
biologis.
c)
Proses pengendapan tersier, yaitu menghilangkan komponen-komponen fosfor dan
padatan tersuspensi,terlarut atau berwarna dan bau. Untuk itu bisa menggunakan
beberapa metode bergantung pada komponen yang ingin dihilangkan.
-
Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida untuk mengendapkan
fosfor.
-
Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna atau bau.
-
Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan
menggunakan tenaga listrik.
-
Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam-garam organik maupun mineral dari air
-
Klorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit
Tahapan
proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti di atas, tetapi
bergantung padajenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air tak
tercemar yang siap dialirkan ke badan air danlumpur yang siap dikelola lebih
lanjut. Berdasarkan penelitian, tanaman air seperti enceng gondok dapat dimanfaatkan
untuk menyerap bahan pencemar di dalam air.
Pencemaran Udara
Pencemaran
udara adalah masuknya limbah ke dalam udara yang mengakibatkan fungsi udara
turun sehingga tidak mampu lagi mendukung aktifitas manusia. Pencemaran udara
disebabkan oleh partikel debu,asap kendaraan dan dari cerobong asap industri
dan gas kimia dari industri kimia.
Sumber
pencemaran udara dapat dogolongkan menjadi 2, yaitu :
-
Sumber bergerak
-
Sumber tidak bergerak
a.
Pencemaran dari sumber bergerak, misalnya disebabkan oleh emisi dari kendaraan
bermotor,terutama bila pembakaran dalam mesin kendaraan tersebut sudah tidak
efisien.
b.
Pencemaran dari sumber tidak bergerak, misalnya asap dari sisa pembakaran
pabrik.Pencemaran udara dapat menimbulkan berbagai dampak antara lain:
Gangguan kesehatan
•
Debu dari pabrik (mis : pabrik semen) dapat terhirup manusia dan menimbulkan
penyakit pneumokoniosis/ sesak napas.
•
Gas-gas emisi kendaraan bermotor maupun carobong pabrik (misalnya
karbondioksida, metan,klorofluorokarbon, oksida nitrogen, dsb) akan menimbulkan
penipisan lapisan ozon/ozone depleting.
•
Gas-gas asam misalnya asam sulfat, asam klorida dan asam nitrat dapat
menimbulkan terjadinya hujan asam/acid rain.
Pengendalian
Pencemaran Udara
•
Penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, serta mesin kendaraan yang
efisien
• Pengolahan limbah udara di pabrik, misalnya dengan menggunakan alat dust collector yang dapat menangkap debu.
• Pengolahan limbah udara di pabrik, misalnya dengan menggunakan alat dust collector yang dapat menangkap debu.
•
Menggalakkan penghijauan untuk menyerap/mengkonversi zat pencemar.
Beberapa
fakta terjadinya penurunan kualitas lingkungan tidak luput dari masalah
penurunan kualitas lingkungan antara lain:
•
Pencemaran koliform (bakteri tinja) Tahun 2003.
•
Tingginya kadar BOD,COD,TDS, Phospat, dll. di beberapa titik sungai .
•
Gangguan estetis berupa bau, busa maupun perubahan warna dan kekeruhan pada
sepanjang kali
Staregi
Pengendalian Pencemaran
Berbagai
upaya pengendalian pencemaran melalui berbagai Program/Kegiatan, antara lain:
- Program
pengembangan kinerja persampahan
- Program
pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan;
Kegiatan:
- Koordinasi penilaian kota sehat/adipura
- Koordinasi penilaian kota sehat/adipura
- Pemantauan
kualitas lingkungan
- Pengawasan
pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup
-
Pembangunan gedung laboratorium lingkungan
- Program
peningkatan pengendalian polusi
SUMBER:
www.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar